Sudah hampir satu tahun Tintin Kartikasari, perempuan berusia 40 tahun, yang kerap disapa Mbak Tintin mengabdikan dirinya sebagai relawan di Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Argorejo. Pada awal pelayanannya, Ia tergerak melihat beberapa rekan perempuan yang aktif menjadi anggota FPRB yang ada di desanya yaitu Desa Argorejo, Sedayu, Bantul, ditengah berbagai peran lainnya dalam keluarga, di lingkungan sosial maupun lingkungan pekerjaan. Saat ini ada sekitar 6 orang anggota perempuan FPRB Desa Argorejo yang aktif dari total 60 anggota.
Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia di awal tahun 2020 dan mengalami tren yang fluktuatif, FPRB Desa Argorejo ambil bagian dalam penanganan COVID-19. FPRB Argorejo terdiri dari warga sekitar dan elemen masyarakat termasuk pejabat pemerintah desa setempat. Dalam menjalankan aktivitasnya FPRB Argorejo bekerja bersama unit Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bantul, puskesmas, koramil dan pihak swasta lainnya. Tugas yang diemban oleh FPRB Argorejo diantaranya melaksanakan rukthi (pemulasaraan) dan pemakaman jenasah. Relawan perempuan sangat dibutuhkan dalam proses permandian jenazah perempuan.
Selain itu, ada shelter yang dikelola oleh pemerintah desa setempat bersama dengan relawan di desa namun tidak banyak warga yang mau tinggal di shelter tersebut dan memilih isolasi mandiri (isoman) di rumah. Shelter dioptimalkan untuk warga yang melakukan karantina setelah melakukan perjalanan jauh dari luar kota. Secara spesifik, pelayanan yang diberikan oleh Mbak Tintin sebagai anggota FPRB Argorejo antara lain: pendataan warga yang positif COVID-19, evakuasi warga ke rumah sakit, tracing, distribusi sembako, vitamin dan obat, dan pendampingan psikososial untuk warga yang positif COVID-19 selama isoman.
Dalam upaya penangan COVID-19 di Desa Argorejo diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk dalam mekanisme pengelolaan data warga yang positif COVID-19. Dalam hal ini Mbak Tintin sebagai anggota FPRB Desa Argorejo dipercaya oleh Puskesmas setempat untuk mengelola data warga yang positif COVID-19. Data ini juga dimiliki oleh Babinsa setempat dan dapat diperbaharui setiap hari seiring dengan tren COVID-19 di Desa Argorejo.
Mbak Tintin memiliki aktivitas sosial yang lain yaitu sebagai kader Kesehatan dan relawan keamanan data digital. Maka dari itu, selain mengelola data supaya bantuan sampai ke warga yang membutuhkan, penting sekali bagi para pelayan sosial untuk menjaga kerahasiaan data pribadi warga. Hal ini bermaksud supaya data tidak disalahgunakan untuk kepentingan lainnya dan menjaga kepercayaan dari pemerintah desa setempat. Data yang terkumpul bisa digunakan untuk menyalurkan bantuan dari berbagai pihak pemerintah ataupun swasta.
Ada konsekuensi dan risiko yang diterima selama Mbak Tintin melakukan aktivitas dan pelayanannya. Mbak Tintin sempat terinfeksi COVID-19 dan menjalani isoman selama 2 minggu. Selama masa ini, Ia semakin memahami perasaan para pasien yaitu rasa kesepian, putus asa, minder karena sebagian masyarakat masih menganggap COVID-19 adalah aib yang disembunyikan. Maka dari itu, menurutnya, perhatian, sekecil apapun itu sangat berarti dan menjadi harapan bagi warga yang sedang mengalami masa isoman. Setelah sembuh ia kembali beraktivitas untuk melayani para pasien dan penyintas COVID-19
Mbak Tintin merasa sangat besryukur bisa menjadi bagian dari pelayanan pemerintah desa setempat dan YEU dalam penanganan COVID-19 di Yogyakarta. Ia berpendapat bahwa pelayanan yang dilakukan YEU sangat spesial karena bantuan dihantarkan langsung oleh YEU dan didampingi oleh relawan desa setempat. Hal ini adalah bentuk perhatian nyata yang memberikan semangat positif dan dukungan berarti bagi para warga yang sedang mengalami isolasi mandiri. Ia berharap bahwa dikemudian hari YEU tetap bisa mendampingi Desa Argorejo tidak hanya untuk penanganan COVID-19 tetapi juga untuk ketahanan dan kesiapsagaan bencana.
Sehari-hari, Mbak Tintin juga menjadi ibu rumah tangga dan tetap menjalankan tugasnya mendampingi keluarga. Namun, Ia sangat aktif berkegiatan sosial dan banyak berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, pihak pemerintah maupun lembaga-lembaga swasta. Ia sangat bersyukur bahwa sang suami memberikan dukungan yang penuh dan memahami panggilan Mbak Titin sebagai pekerja sosial dan teman bagi masyarakat yang membutuhkan. Ia mengakui bahwa di beberapa waktu sang suami sempat khawatir akan kesehatan dan keselamatannya, namun Ia bisa meyakinkan dan tetap bermanfaat bagi sesama. Menurut Mbak Tintin, selama sehat kudu manfaat, dan ra perlu kondang sing penting tetandhang (tidak perlu terkenal yang penting bekerja).
Selain aktif berkegiatan sebagai anggota FPRB Desa Argorejo, kader kesehatan, relawan keamanan data, Mbak Tintin juga melayani teman-teman disabilitas di Kecamatan Sedayu. Kegiatan yang biasa Ia lakukan adalah pendampingan psikososial dan pemenuhan hak bagi kelompok disabilitas. Atas upaya bersama dan perhatian dari berbagai pihak, Ia melihat bahwa kelompok rentan mulai berdaya, diakui dan terlibat di berbagai aktivitas di pemerintahan desa.
Ia selalu merasakan kedamaian dan kebahagiaan ketika melayani sesama. Tidak ada upah berlebih yang diterimanya. Ia hidup berkecukupan dan Ia meyakini bahwa imbalan dari usahanya membantu sesama tidak perlu Ia risaukan selama hidup di bumi dan membiarkan itu menjadi urusan Sang Ilahi.
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency