Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak Alternatif di Giritirto, Gunungkidul

Pada tanggal 19-20 September telah dilakukan pelatihan pembuatan pakan ternak alternatif dengan metode fermentasi dan silase kepada kelompok tani Dusun Tompak, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.

Apa beda metode pembuatan pakan ternak alternatif dengan fermentasi dan silase?

Untuk metode fermentasi dibutuhkan bahan berupa daun kering yang sudah dicacah (daun jati, daun pisang, jerami padi - damen, daun kacang - rendeng, daun dan batang jagung - tebon), klobot jagung kering, kulit kacang, atau bonggol jagung kering. Setelah bahan dicampur dengan unsur tambahan dan unsur gizi seperti bekatul, tepung gaplek, garam mineral, tetes tebu dan bioaktivator (Starbio), lalu semua bahan dipadatkan di tempat kedap udara seperti tong dan hanya membutuhkan waktu 6 jam hingga 24 jam hingga pakan siap dimakan ternak.

Sedangkan metode silase membutuhkan daun-daunan hijau yang sudah diangin-anginkan terlebih dahulu dan dicacah. Kemudian daunan hijau dicampur dengan tetes tebu, bioaktivator (Starbio), bekatul, dan tepung jagung. Semua bahan dimasukkan di wadah kedap udara seperti tong dan dibiarkan hingga 1 bulan (kurang lebih 30 hari), sebelum diberikan kepada ternak.

Metode fermentasi dan silase dapat diaplikasikan di daerah seperti Gunungkidul bagian selatan karena ada kelimpahan dedaunan kering dan juga karena ketika musim kering panjang mereka harus membeli pakan ternak dari wilayah lain. Dengan metode silase, petani dapat "menabung" pakan ternak hingga saatnya musim kering panjang datang.