Kunjungan Huairou Commission ke Indonesia: Kepemimpinan Perempuan Dalam Membangun Kesadaran Kolektif di Tingkat Akar Rumput

YAKKUM Emergency Unit (YEU) sebagai salah satu mitra Huairou Commission (HC) telah bekerja sama selama 9 tahun, dan telah membantu pemberdayaan lebih dari 66 kelompok perempuan di DIY dan Jawa Tengah. Dengan pendanaan yang diberikan oleh Asian Development Bank melalui HC pada tahun 2024 YEU melakukan Program Kemitraan Ketangguhan Masyarakat (CRPP) di 5 Kalurahan di Gunungkidul. Pada tanggal 9 – 11 September 2024, tim Huairou Commission melakukan kunjungan ke mitra-mitra di Indonesia, yang merupakan kelompok dampingan YEU.

Proyek CRPP sendiri bertujuan untuk meningkatkan investasi pemerintah dalam ketahanan masyarakat miskin dan rentan yang terkena dampak perubahan iklim. Secara khusus proyek ini memberikan perhatian pada pembelajaran dari solusi transformasional di tingkat masyarakat, yang secara eksplisit mengatasi dampak yang saling bersinggungan antara iklim, gender, dan kemiskinan.

Suranjana Gupta dan Ratna Mathur selaku Konsultan untuk proyek SIDA dan CRPP berkesempatan untuk melakukan dialog bersama masyarakat untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan Perempuan akar rumput mampu memberikan dampak perubahan di komunitas mereka. Dalam tiga hari kunjungan mereka di Yogyakarta, setidaknya mereka telah memberikan peningkatan kapasitas bagi 5 kelompok dampingan YEU untuk proyek CRPP, Kelompok Kerja Komunitas Perempuan untuk Ketangguhan Daerah Istimewa Yogyakarta (POKJA DIY) Komunitas Perempuan Untuk Aksi Ketangguhan, dan Tim YEU.

 

Menjadi Pemimpin yang Memiliki Visi Ke Depan

Pada kesempatan ini Huairou Commission melakukan diskusi bersama POKJA DIY. Pertemuan pertama, dilaksanakan di rumah Ibu Syarifah Anggreini selaku ketua Kelompok Tani Migunani, di Kelurahan Suryatmajan, Kota Yogyakarta. Topik pembahasan pada pertemuan ini adalah tentang review capaian kinerja POKJA DIY yang telah berlangsung hampir 1 tahun.

Peserta kegiatan yang merupakan para pemimpin perempuan memetakan bersama sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Mereka sepakat tiga diantaranya adalah sikap jujur, bertanggung jawab, dan tidak diskriminatif. Menurut Tim POKJA DIY ketiga sifat tersebut diperlukan guna mendukung berjalannya suatu kelompok. Sikap jujur, dan bertanggungjawab merupakan karakter pemimpin yang diperlukan untuk membentuk tim yang akuntabel, serta tidak diskriminatif diperlukan agar pemimpin tersebut mampu merangkul seluruh anggota kelompok tanpa membedakan latar belakang mereka.

Selain tiga karakter yang diusulkan oleh kelompok Perempuan tersebut, Ratna menambahkan hal-hal penting yang perlu dimiliki oleh pemimpin Perempuan, yaitu keahlian-keahlian pribadi. Keahlian tersebut juga mendukung Perempuan untuk memahami potensi dalam diri mereka. Keahlian-keahlian tersebut juga dapat dibagikan kepada sesama anggota kelompok, bahkan kelompok lain, mengingat pembelajaran tersebut dapat dilakukan kepada antar kelompok sebaya. Selain itu Perempuan harus memiliki tujuan yang jelas dan daya juang yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga kedepannya, mereka dapat memecahkan masalah kemiskinan, dan kekeringan (termasuk masalah yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim) yang dialami oleh komunitas mereka.

 

Kepemimpinan Kolektif Perempuan Akar Rumput Untuk Hadapi Dampak Perubahan Iklim

(Kelompok Perempuan Tangguh Jurangjero Melakukan Pemetaan Wilayah Kalurahan Mereka)

 

Pada hari kedua, tepatnya 10 September 2024, Kunjungan dilakukan di kelompok-kelompok dampingan CRPP di Gunungkidul. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan penguatan kapasitas kelompok Perempuan, khususnya yang terlibat dalam proyek CRPP. Pertemuan dilakukan di Kelurahan Mertelu dan Girimulyo dan dihadiri oleh masing-masing perwakilan kelompok. Pada masing-masing pertemuan juga dibahas terkait kepemimpinan Perempuan, kualitas dan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing pribadi, guna mendukung penguatan kelompok.

Salah satu kunci kesuksesan kepemimpinan akar rumput adalah kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif dapat tercapai jika kualitas pemimpin ada di dalam diri setiap masyarakat. Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan tersebut harus didasari kesadaran diri, yang membentuk empati. Kesadaran diri membantu kita mengenal diri sendiri dan lingkungan, sehingga terbentuk empati atau kepekaan terhadap kondisi di lingkungan mereka. Selanjutnya kemampuan analitis membantu untuk berkomunikasi. Artinya kemampuan analitis tersebut membantu untuk mengumpulkan data, mencari tahu apa yang terjadi di sekitar kita, serta mencari solusi untuk masalah yang timbul, sehingga dapat dikomunikasikan kepada masyarakat, maupun pemerintah. Inisiatif atau aksi diperlukan untuk mewujudnyatakan apa yang selama ini telah dikomunikasikan atau disosialisasikan kepada kelompok masyarakat, atau advokasi kepada pemerintah, sehingga dengan aksi yang konsisten tersebut dapat memunculkan daya juang atau karakter pantang menyerah yang dimiliki oleh pemimpin akar rumput.

 

Melihat Kedepan dan Menetapkan Target Bersama

(Ratna Mathur memberikan arahan kepada tim YEU untuk tindak lanjut proyek HC-CRPP)

 

Pada kunjungan hari ketiga, di tanggal 11 September 2024, diadakan pertemuan untuk membahas rencana kedepan setelah kunjungan di kalurahan-kalurahan dampingan. Terdapat beberapa target yang perlu dikerjakan bersama baik bagi POKJA maupun YEU. Beberapa target tersebut diantaranya finalisasi daftar kelompok Perempuan, merancang alat penilaian mandiri serta memetakan kemampuan dan keahlian masing-masing kelompok, melakukan identifikasi trainer pelatihan. Selain itu juga akan dilakukan analisa skema program bantuan pemerintah dan merencanakan kegiatan Temu Perempuan 2024.

Sedangkan untuk YEU beberapa tindak lanjut yang perlu dilakukan terkait identifikasi program pengentasan kemiskinan, program bantuan pertanian, dan ketahanan pangan yang merupakan bagian dari Proyek CRPP. Selain itu juga akan dilakukan survey penilaian mandiri sebagai alat acuan untuk mendesain indikator kepemimpinan pada Proyek CRPP, serta penyelesaian laporan hasil survey kerentanan.

 

-----------

Penulis: Devina Prima K. - Staf Informasi dan Komunikasi