Inclusive and Disaster-Resilient Churches Introduced at the 18th PGI General Assembly

PGI merupakan Persekutuan yang didirikan pada tanggal 25 Mei 1950 di Jakarta, yang dulunya disebut sebagai Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI). Sidang Raya Persekutuan PGI sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, dilaksanakan sekali dalam 5 tahun dan dimana tuan rumahnya ditunjuk secara bergilir. Sidang Raya PGI XVIII dilaksanakan pada tanggal 8-14 November 2024 di Rantepao, Toraja dan di buka secara resmi oleh Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar. Tema Sidang Raya PGI XVIII adalah "Hiduplah sebagai terang yang membuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran" (Band. Efesus 5:8b-9). Sementara itu, sub tema sidang raya adalah "Bersama-sama Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Pancasilais dan Berdamai dengan Segenap Ciptaan Allah". Tema dan sub tema merupakan refleksi iman dan panggilan gereja khususnya anggota PGI selama 5 tahun kedepan, dalam menjawab potensi tantangan dinamika sosial kebangsaan yang majemuk dan bernegara.

Sidang Raya PGI di Toraja dihadiri oleh gereja-gereja anggota dan mitra PGI. YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama JAKOMKRIS PBI dan YAKKUM sebagai mitra PGI, turut diundang dan hadir dalam Sidang Raya PGI di Toraja. Mitra PGI di hadirkan dalam kapasitas sebagai peninjau, dimana tidak memiliki hak untuk dipilih atau memilih, serta dibatasi dalam memberikan pendapat dalam perhelatan sidang raya. Kehadiran YEU dan mitra lainnya, menunjukan sebagai bentuk komitmen dukungan, partisipasi dan kolaborasi yang baik, selama ini dilakukan dalam membangun dan meningkatkan kapasitas gereja dan masyarakat. 

Di hari ke 3 Sidang Raya, dilakukan pembahasan kelompok atau Ma’Kombongan. Ada 11 Ma Kombongan, dan salah satunya dengan topik pembahasan “Gereja sebagai Pusat Pengurangan Risiko Bencana”, yang dikoordinasikan oleh Biro Pengurangan Risiko Bencana (PRB) PGI. Dalam Ma’Kombongan Gereja sebagai Pusat Pengurangan Risiko Bencana, YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama JAKOMKRIS PBI dan YAKKUM diberikan kesempatan untuk membagikan informasi terkait Konsep Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana. Dalam kesempatan ini, juga dilakukan curah pendapat terkait masukan/rekomendasi bagi PGI dalam layanan kedepan dalam membangun ketangguhan gereja.

Ada sekitar 40 orang peserta perwakilan dari anggota PGI yang hadir dalam Sidang Raya, mengikuti Ma’Kombongan. Pendeta Shuresj Tomaluweng dari Biro PRB PGI menyampaikan update dan progress kegiatan yang sudah dilakukan dalam 5 tahun terakhir, dimana ada sejumlah 46 Sinode anggota PGI yang sudah memiliki kelembagaan penanggulangan bencana, dan 51 Sinode belum memiliki, serta termasuk 7 anggota baru yang kemungkinan juga belum memiliki kelembagaan penanggulangan bencana.

 

Gambar 1. Booth Pembelajaran YEU tentang Gereja Inklusif dan Tangguh Bencana

 

YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama JAKOMKRIS PBI dan YAKKUM, dalam Sidang Raya PGI berkesempatan untuk mensosialisasikan terkait Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana. Panitia Sidang Raya PGI, memberikan 1 ruang stand pembelajaran yang dioptimalkan untuk memasang dan memberikan informasi pembelajaran terkait Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana. Peserta Sidang Raya, berkesempatan untuk mengunjungi stand pembelajaran YEU, dan mendapatkan informasi dan gambaran peluang kerjasama dalam mendorongkan Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana.

Banu Subagyo dari JAKOMKRIS PBI, Arnice Ajawaila dan Eli Sunarso dari YEU, berkesempatan memfasilitasi terkait Konsep Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana, serta diskusi bersama untuk masukan/rekomendasi kedepan dalam membangun Gereja Inklusi dan Tangguh Bencana. Ada beberapa poin penting terkait dengan membangun gereja Tangguh diantaranya: peningkatan kapasitas Gereja terkait kebencanaan, integrasi struktur kebencanaan dalam kelembagaan gereja, penguatan koordinasi antar gereja dan sharing sumberdaya. Hal ini penting bagi YEU yang selama ini berkomitmen terus menerus melakukan peningkatan kapasitas bagi gereja dalam mebangun ketangguhan bencana. Sudah lebih dari seratus gereja mendapatkan peningkatan kapasitas dari YEU bersama mitra dan akan terus berkomitmen mendorong ketangguhan gereja.