Peran YEU dalam Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2024 di Banda Aceh

Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2024 telah berlangsung pada 8-10 Oktober 2024, dan dihadiri oleh berbagai aspek pentahelix seperti lembaga pemerintahan pusat dan daerah, akademisi, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dari berbagai daerah, organisasi non-pemerintah, praktisi kebencanaan, media dan pers, komunitas, relawan dan masyarakat umum. Tim YAKKUM Emergency Unit (YEU) turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan berbagai peran, termasuk sebagai pembicara dalam beberapa sesi diskusi tematik (sharing session).

Peringatan Bulan PRB merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan sejak tahun 2012 dimulai di Yogyakarta. Tahun 2024, seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan secara luring di Banda Aceh dengan mengangkat tema utama “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Pesisir terhadap Gempa Bumi dan Tsunami” dengan tagline “Na Ingat, Seulamat!” yang berarti “Kalau anda Ingat, Anda Selamat!”. Selain sesi diskusi, acara ini juga diramaikan beberapa acara lainnya, seperti pameran dari berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah, lomba Cerdas Cermat Bencana untuk pelajar termasuk pelajar dengan disabilitas, penanaman mangrove, dan ziarah ke kuburan massal korban tsunami.

 

Keterlibatan YEU dalam Bulan Peringatan PRB 2024

      

Dalam upaya mendukung pengurangan risiko bencana yang inklusif, YEU berkontribusi secara aktif pada tiga sesi utama selama kegiatan PRB yang diadakan di Hotel Ayani dan Hotel Kyriad, Banda Aceh. Pada tanggal 8 Oktober 2024, tim YEU berkontribusi dalam sesi diskusi bertema "Investasi dalam Pengurangan Risiko Bencana untuk Ketangguhan Melalui Inovasi yang Dipimpin oleh Masyarakat". Dalam sesi ini, Ibu Vera Tobe dari Kelompok Tani Fatomone berbagi pengalaman tentang inovasi pupuk organik yang dikembangkan di Desa  Fatutnana, Nusa Tenggara Timur. Pengalaman yang dibagikan dari sesi ini semakin diperkaya dari cerita Andi Joko terkait kegiatan inklusif learning-disaster yang diadakan oleh Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS) Gunung Kidul, dan Bu Warsilah menyampaikan tentang pengelolaan sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani Melati di Gunung Kidul.

                

Pada waktu yang bersamaan, tim YEU juga mengisi sesi yang bertajuk "Membangun Ketangguhan Kaum Muda, Perempuan, dan Kelompok Berisiko dalam Menghadapi Bencana dan Krisis Iklim". Dalam sesi ini, Bu Triyanita mengangkat pentingnya kepemimpinan perempuan dalam menghadapi risiko iklim melalui Kelompok Perempuan Tangguh Mertelu. Sesi ini menunjukkan peran strategis perempuan dalam menguatkan ketahanan komunitas terhadap dampak bencana dan perubahan iklim.

               

Berbagai topik kesiapsiagaan bencana diangkat pada acara peringatan tahunan ini, termasuk juga topik yang hangat dibahas yaitu aksi antisipatif atau aksi merespon peringatan dini. YEU berpartisipasi dalam sesi pada 9 Oktober 2024 bersama dengan Yayasan PLAN Indonesia, Caritas Germany, Sheep Indonesia, Yayasan Fondasi Hidup, dan Yayasan Mitra Tani Mandiri, yang membahas "Konsep dan Pembelajaran Aksi Antisipatif dalam Rencana Kontigensi". Pak Broto dari YEU memaparkan contoh aksi antisipatif yang dilakukan oleh Lumbung Pangan Artha Mandiri dalam menghadapi potensi kekeringan, yang menjadi inspirasi bagi penguatan ketangguhan di wilayah rentan bencana.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Keikutsertaan YEU dalam kegiatan PRB 2024 bertujuan untuk memperkuat kemitraan dengan pemerintah, lembaga usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan berkelanjutan berbasis Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang inklusif. Selain itu, melalui berbagai sesi diskusi, YEU turut mempromosikan keterlibatan kelompok berisiko, termasuk kaum muda, perempuan, dan disabilitas, dalam advokasi PRB. Keterlibatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang mendukung penguatan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana dan risiko iklim.

 

Rekomendasi dan Pembelajaran dari Kegiatan

Dari hasil sesi diskusi, YEU dan para pemangku kepentingan berhasil merumuskan sejumlah rekomendasi penting. Salah satunya adalah pentingnya pemberian wewenang penuh kepada masyarakat di tingkat desa dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan PRB. Selain itu, sinergi antara pemerintah dan masyarakat lokal, khususnya melalui pengoptimalan dana desa, diharapkan dapat memperkuat ketangguhan terhadap risiko bencana.

Dalam diskusi terkait inovasi PRB, pemerintah didorong untuk mendorong investasi terhadap kegiatan-kegiatan inovatif dalam pengurangan risiko bencana melalui dukungan teknis dan finansial. Teknologi juga berperan penting dalam pengembangan sistem peringatan dini yang melibatkan kaum muda dan komunitas lokal, yang dipadukan dengan kearifan lokal untuk memaksimalkan dampak PRB.

Peringatan PRB 2024 memberikan peluang besar bagi YEU untuk memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka memajukan ketangguhan komunitas terhadap bencana dan risiko iklim. Melalui keterlibatan aktif dalam sesi diskusi dan kegiatan lainnya, YEU berhasil mendorong diseminasi inovasi dan advokasi yang melibatkan kelompok berisiko, dengan harapan dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan untuk ketangguhan masa depan.