Kunjungan OCHA ke YAKKUM Emergency Unit: Mendengar Langsung Praktik dan Inovasi Bantuan Kebencanaan

Pada Kamis, 18 Juli 2024, Kepala United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia, Thandie Mwappe, bersama dengan timnya, Titi Moektijasih dan Mindaraga Rahardja, melakukan kunjungan ke YAKKUM Emergency Unit (YEU) di Disaster Oasis, Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk mendengar secara langsung dari YEU dan komunitas dampingan terkait praktik dan inovasi dalam bantuan kebencanaan, pengurangan risiko bencana, inklusi, dan adaptasi perubahan iklim yang dipimpin oleh komunitas lokal.

       

Kunjungan dimulai pukul 08.55 WIB, di mana para tamu disambut oleh jajaran manajer dari YEU. Ibu Thandie dan timnya memulai kegiatan dengan berjalan-jalan mengelilingi Disaster Oasis. Didampingi bersama jajaran manajer YEU, para tamu melihat lingkungan sekitar serta Ruang Pembelajaran Bencana yang memamerkan cerita dan pengalaman berbagai bencana di Indonesia serta respons yang dilakukan oleh YEU. Thandie sangat terkesan dengan benda dan cerita yang dipamerkan, termasuk sistem peringatan dini lokal seperti kentongan dan terompet keong. Ia menekankan pentingnya mendokumentasikan pengetahuan lokal terkait bencana agar tetap lestari dan menjadi sumber pembelajaran bagi generasi mendatang. Ibu Thandie juga menyampaikan harapannya agar rencana pengembangan ruang memorial bencana menjadi museum memorial bencana bisa terlaksana, sehingga lebih banyak orang dapat belajar dari pengalaman tersebut.

 

Pada kesempatan kunjungannya ke Yogyakarta dan YEU, Ibu Thandie juga mempelajari istilah “pelokalan”, yang menurutnya sangat penting karena komunitas lokal memimpin dalam persiapan bencana dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Ia menekankan pentingnya peran PBB dalam mempelajari lebih lanjut bagaimana mendukung dan mengadvokasi inisiatif lokal ini di tingkat global.

 

Setelah selesai berkeliling, para tamu kembali ke ruang pertemuan untuk memulai sesi diskusi.

Dalam sambutannya, Ibu Thandie merasa sangat senang berada di Disaster Oasis dan sangat terkesan dengan komposisi peserta pada pertemuan pagi itu, yang terdiri dari berbagai generasi. Setelah itu, Direktur YEU, Debora Dian Utami, memaparkan profil YEU, termasuk sejarah YAKKUM dan YEU, visi, misi, dan karya-karya yang telah dilakukan oleh YEU. Diskusi juga berlangsung antara komunitas dampingan dan tim OCHA, dengan bantuan interpreter untuk memudahkan komunikasi. Ibu Thandie sangat mengapresiasi fokus YEU pada penanggulangan bencana yang menyeluruh, yang mencakup komponen kesehatan masyarakat dan prioritas perubahan iklim. Ia juga memuji kemitraan YEU dengan pemerintah dalam pelaksanaan respons kebencanaan.

 

Arnice Ajawaila, Koordinator Tanggap Darurat YEU, kemudian menceritakan kerja YEU dalam bidang respons kebencanaan, termasuk bagaimana koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak. Ibu Thandie sangat terkesan dengan struktur dan akuntabilitas program YEU, yang melibatkan komunitas lokal, pemerintah, serta kelompok perempuan dan anak. Ia juga mengapresiasi upaya refleksi dan pembelajaran yang dilakukan oleh YEU setelah menyelesaikan sebuah program.

Setelah pemaparan terkait YEU, diskusi dilanjutkan dengan komunitas mitra dampingan YEU, dengan perwakilan dari Kelompok Swabantu Luhur Jiwa, Kelompok Lintas Generasi (KLG) Bahtera Pakembinangun, Kelompok Lintas Generasi (KLG) Tridadi Berseri, dan DIFAGANA DIY. Ibu Thandie mendengarkan cerita dari perwakilan komunitas tentang bagaimana mereka membangun komunitas yang mandiri, inklusif, dan tanggap terhadap bencana. Bu Marini dari KLG Tridadi Berseri, menceritakan kegiatan pengecekan kesehatan rutin bekerja sama dengan puskesmas setempat. Kelompok Swabantu Luhur Jiwa memamerkan hasil karya mereka, termasuk batik eco-print dan batik jumputan. Sementara itu, KLG Bahtera Pakembinangun berbagi tentang peningkatan kewaspadaan terhadap peringatan dini bencana.

 

Ibu Thandie sangat mengapresiasi pengetahuan lokal dan peran kepemimpinan lokal dalam menghadapi bencana. Ia menyoroti pentingnya dokumentasi pengetahuan ini sebagai warisan masa depan dan menekankan pentingnya teknologi dalam pengumpulan data serta mengubah pola pikir. Diskusi diakhiri dengan foto bersama tim YEU dan komunitas dampingan, menandai akhir dari kunjungan yang berharga dan inspiratif ini.

 

---------

 

Penulis: Sita Pratitha, Staf Informasi dan Komunikasi di Yogyakarta