
Yogyakarta - IDEAKSI 2.0 YAKKUM Emergency Unit telah memasuki fase pengembangan. Periode IDEAKSI 2.0 adalah fase untuk menguatkan dan meningkatkan ketangguhan kelompok innovator terhadap bencana. IDEAKSI 2.0 telah menyelenggarakan “Pelatihan Manajemen Bencana dan Lokakarya Kajian Risiko Bencana yang Inklusif” kepada 15 inovator di fase IDEAKSI 2.0. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan isu-isu bencana dan kebijakan bencana yang inklusi di wilayah masing-masing inovator. Para inovator turut terlibat dalam upaya penguatan kapasitas dalam pengelolaan bencana, risiko, ancaman, kapasitas, kerentanan dan siklus manajemen bencana, serta melakukan pengkajian ulang maupun pengkinian data bagi kelompok inovator yang telah pernah melakukan kajian risiko bencana.
Gambar 1. Kelompok kecil di FPRB Murtigading sedang membuat gambar peta
Pelatihan yang diikuti kelompok diskusi berjumlah 13 orang yang terdiri atas: kelompok inovator, perwakilan pemerintah kalurahan/kelurahan, perwakilan komunitas, kelompok perempuan dan kelompok berisiko, seperti lansia, disabilitas.
Gambar 2. Bersama masyarakat, Pak Lurah Nglipar aktif mengikuti kegiatan Participatory Vulnerability and Capacity Assessments (PVCA) dari kelompok inovator Pusat Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS)
Pelatihan ini didesain untuk ruang berdiskusi bersama inovator, masyarakat bersama perwakilan pemerintah dengan total 13 peserta pelatihan. Hal ini untuk memastikan pelatihan bisa fokus, mendapatkan gambaran langsung mengenai kondisi wilayah dan menggali kapasitas serta kerentanan. Peserta diberikan sepenuhnya untuk mengeksplorasi dan mempresentasikan langsung hasil dari setiap diskusi.
Gambar 3. Mas Maridi dari kelompok inovator KT Ngudi Makmur mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Kegiatan PVCA di Kalurahan Girikarto, Kepanewon Panggang, Gunungkidul berlangsung sejak 16 Mei hingga 6 Juni 2024 merupakan pengalaman baru bagi teman-teman inovator yang belum pernah melakukan kajian risiko bencana. Kelompok berisiko, seperti orang dengan disabilitas dan lansia mendapatkan pengalaman baru tentang pengelolaan kebencanaan secara mendetail, seperti contoh menyediakan tas siaga merupakan aksi kesiapsiagaan yang dapat langsung dilakukan peserta.
Gambar 4. Suasana diskusi kelompok dari inovator SHG Luhur Jiwa
Pada fase pengembangan dalam rangkaian IDEAKSI 2.0, diharapkan adanya peningkatan-peningkatan kapasitas melalui pelatihan gender, inklusi, PVCA, dan Kajian Risiko Bencana. Hal ini diharapkan menjadi acuan pembuatan proposal peningkatan (scale-up) dan dapat terus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk kapasitas kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana.
---------------
Penulis: Desy Putri Ratnasari
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency
@YEUjogja