“Apabila terjadi kekeringan panjang, petani menanam dan memanen padi hanya bisa sekali setahun.” ujar Pak Christiono Riyadi, ketua dari Lumbung Pangan Artha Mandiri.
Kalurahan Kemadang yang berada di daerah selatan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang kering. Ancaman yang paling tinggi resikonya adalah kekeringan dari enam ancaman yaitu kekeringan, puting beliung, tanah longsor, banjir, gempa bumi, dan Tsunami.
Karena berada di wilayah kering maka pertanian yang dilakukan masuk dalam kategori pertanian tadah hujan sehingga hasil pertanian yang berupa bahan pangan menjadi terbatas. Petani hanya dapat menanam padi satu kali panen/tahun, jagung dan kacang dua kali/tahun, ketela pohon satu kali/tahun sehingga terjadi kerentanan kebutuhan pangan.
Bila terjadi kekeringan maka masyarakat petani akan mengalami gagal panen, peternakan akan kekurangan pangan dan air, selanjutnya dapat memicu meningkatnya harga pangan dan menurunkan pendapatan keluarga, terutama bagi kelompok paling berisiko.
Hal ini tentu juga menjadi masalah bagi terwujudnya kedaulatan pangan dan tidak ada cadangan pangan yang sangat diperlukan bila terjadi bencana.
“Kami membentuk kelompok Lumbung Pangan Artha Mandiri LUMANTAR KADANG untuk menggagas aksi antisipasi kekeringan khususnya di Kelurahan Kemadang.”
Lumbung Pangan Antisipasi Kekeringan Kalurahan Kemadang atau yang dapat disingkat sebagai LUMANTAR KADANG merupakan proyek inovasi komunitas Artha Mandiri sebagai bentuk inovasi aksi antisipasi menghadapi bencana kekeringan terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan pada puncak kekeringan.
Aksi antisipasi kekeringan ini mengerjakan Simpan Pinjam Bahan Pangan, jual beli hasil pertanian dan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
Dalam Simpan Pinjam Bahan Pangan, seperti:
-
Kebutuhan harian di mana setiap anggota lumbung pangan dapat meminjam 40 kg gabah dan dikenai bunga 2,5%.
-
Kebutuhan Hajatan, anggota dapat meminjam 100 kg gabah dikenai bunga 3% yang dapat dikembalikan seminggu setelah hajatan.
-
Kedukaan atau kebencanaan, anggota dapat meminjam 100 kg yang dapat dikembalikan kapan saja tanpa dikenai bunga.
Kedua, membeli dari petani atas hasil pertanian dengan membeli yang lebih tinggi dari pasar lokal, lalu melakukan tahan jual dan kemudian bisa membuat harga lebih baik sekaligus dapat digunakan sebagai bahan cadangan pangan dan inilah sebetulnya fungsi lumbung.
Ketiga, lumbung pangan menyediakan bantuan untuk aksi antisipasi untuk kelompok berisiko yaitu lansia dan disabilitas yang diberikan sebelum terjadi bencana kekeringan.
“Saat ini terdapat 90 orang anggota, 30 orang diantaranya kelompok berisiko lansia dan disabilitas, dan lainnya adalah perempuan dan pemuda yang kesemuanya mengupayakan kedaulatan pangan.”
Dalam musim kemarau kemarin yang panjang seperti El Nino tahun lalu, lumbung pangan Artha Mandiri mendistribusikan bantuan 5 kg beras kepada 30 orang kelompok berisiko di 10 Padukuhan, Kalurahan Kemadang. Lumbung pangan Artha Mandiri juga memiliki gudang untuk menampung gabah yang dibeli dari anggota dan masyarakat, juga untuk menyimpan setoran pokok dan setoran wajib yang disetorkan oleh anggota.
“Kami terus bergerak untuk mengajak perempuan, pemuda, disabilitas dan lansia dalam aksi antisipasi dalam bencana kekeringan untuk mendukung apa yang kami kerjakan demi terwujudnya kedaulatan pangan untuk masyarakat."
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency
@YEUjogja