
Ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana terus diperkuat oleh berbagai aktor penanggulangan bencana (PB), termasuk lembaga kemanusiaan, salah satunya YAKKUM Emergency Unit (YEU), dan institusi pendidikan, seperti Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). YEU dan Fakultas Psikologi UGM bekerja sama mengadakan Demo Day dan Simposium IDEAKSI di Psikologi UGM sebagai ajang promosi dan kolaborasi PB.
Kegiatan yang menghadirkan bermacam elemen masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholders) ini mendapat sambutan hangat dari lembaga mitra di luar negeri, seperti the Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN) dan Elrha. Wakil Dekan Fakultas Psikologi UGM dan Direktur YEU turut hadir menyambut para peserta Demo Day dan Simposium.
Acara ini dibuka oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dr. Raditya Jati, S.Si., M.Si. Beliau menyampaikan pentingnya tidak hanya melakukan pemberdayaan multipihak melalui manajemen risiko bencana berbasis masyarakat (community-based disaster risk management—CBDRM), tapi juga memperkuat modalitas sosial.
“Yang perlu kita lestarikan, yang membedakan kita dari negara-negara lain, adalah modalitas sosial yang kita punya. Kita selalu membangun semangat gotong royong, tidak hanya saat terjadi bencana, tapi sebelum terjadi bencana kita siap melakukan simulasi, gerakan, pelestarian lingkungan supaya tidak terjadi bencana,” demikian beliau sampaikan.
Ajang Berjejaring di DIY
Masih dalam rangkaian pembukaan, pertunjukan tari disajikan begitu menawan dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja Sedoyo Rukun (PIK R Seru). Tarian berjudul Sintren yang ditampilkan memperlihatkan budaya tari daerah yang dikembangkan secara modern dengan gerakan yang energik. Ini tepat melambangkan kesempatan Demo Day dan Simposium hari ini di mana inovasi-inovasi yang dikembangkan dari masyarakat tidak hanya berunsur kebaruan tapi juga berkearifan lokal.
Demo Day dan Simposium IDEAKSI ini menjadi ruang bertukar pengetahuan dan pembelajaran antarpeserta (inovator dan audiens). Peserta dapat mencari calon kolaborator, mentor, rekan, atau investor sehingga acara ini merupakan lingkungan yang kondusif untuk menjalin hubungan bermakna yang dapat mengarah pada kemitraan dan ruang untuk ekosistem pendukung yang memupuk dan mempercepat realisasi ide-ide inovatif.
Dalam acara yang berlangsung di lingkungan kampus terkemuka di Indonesia ini, hadir lebih dari 150 partisipan, termasuk dari organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, perwakilan media, dan pemerintah daerah termasuk dinas-dinas terkait. Tidak hanya dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hadir pula di secara daring lebih dari 150 peserta dari seluruh Indonesia.
Sejak pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, peserta menikmati tiga acara sekaligus dalam satu rangkaian, yaitu demo day, simposium, dan pameran. Ketiga mata acara menyajikan ragam informasi bertema kebencanaan, inklusi, dan kearifan lokal.
Kesempatan Promosi Inovasi-inovasi Baru IDEAKSI Lewat Demo Day
Pada kesempatan Demo Day, 15 kelompok masyarakat di DIY yang baru terpilih menjadi inovator program IDEAKSI (Ide, Inovasi, Aksi, Inklusi) Kedua (IDEAKSI 2.0) melakukan pitching inovasi yang mereka kembangkan. Melalui dukungan YEU dalam Kemitraan untuk Inovasi yang Berbasis Kepemimpinan Masyarakat (Community-Led Innovation Partnership), para inovator IDEAKSI 2.0 menerapkan ide solusi mereka untuk permasalahan yang dirasakan di wilayahnya terkait risiko bencana dan iklim.
Sebelumnya di IDEAKSI 1.0, 9 inovator telah berhasil menunjukkan inisiatif dan kepemimpinan masyarakat untuk meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Para inovator IDEAKSI 1.0 pun turut hadir menyimak inovasi dari rekan-rekan mereka yang baru.
Dalam hanya tiga menit waktu paparan, perwakilan tiap inovator IDEAKSI 2.0 berbagi tantangan ancaman bencana yang mereka hadapi, solusi yang mereka tawarkan, prototipe, dan rencana mereka ke depan kepada audiens yang terdiri dari masyarakat umum, akademisi, maupun praktisi dalam penanggulangan bencana. Pitching ini dilakukan secara tematik sesuai kesamaan isu atau tantangan yang dihadapi di antara 15 kelompok (daftar kelompok di bagian akhir artikel ini).
Sambutan Baik dari Para Penanggap
Setelah inovator bergantian memaparkan inovasi dalam waktu singkat, moderator pada tiap sesi memandu para penanggap memberikan respons. Mereka berasal dari berbagai unsur yang terlibat dalam penanggulangan bencana, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Dinas Lingkungan Hidup DIY, Pusat Studi Bencana UGM, Universitas Kristen Duta Wacana, dan PLAN Indonesia.
Kesempatan unik ini menjadi platform berjejaring dan berkolaborasi pula karena para penanggap tidak hanya memberikan ulasan, tapi juga menawarkan dukungan lebih luas untuk inovasi yang dipaparkan.
Penanggap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di DIY, Bapak Sigit Hadi Prakosa, M.Si., misalnya, mengapresiasi penggunaan bambu jawa oleh Karang Taruna Prima Gadung sebagai langkah tepat mengikat tanah. Ia juga menilai baik penghematan air melalui irigasi tetes yang ditawarkan Petani Milenial Purwosari.
Ia pun menawarkan dukungan lebih lanjut untuk inovasi Bambu Jawa Jahit Bumi yang diperlukan untuk antisipasi longsor. “BMKG melakukan mitigasi bencana dalam bentuk informasi. BMKG di Yogyakarta punya radar cuaca yang meliputi seluruh DIY. … Kalau dari Karang Taruna selama ini belum menerima informasi dari kami, mulai sekarang bisa mengambil informasi [hujan lebat/cuaca ekstrem] dari BMKG.”
Kepada para petani milenial, ia menawarkan bahwa, “BMKG juga punya program Sekolah Lapang Iklim. Barangkali teman-teman di Gunungkidul yang notabene petani bisa masuk di program kami.”
Studi Kasus dari Seluruh Indonesia Melalui Simposium IDEAKSI
Masih dalam satu rangkaian dengan Demo Day IDEAKSI, Simposium IDEAKSI dilaksanakan di siang hari tepat setelah semua sesi tematik pitching 15 inovator selesai. Pada mata acara ini, kembali dihadirkan 15 peserta yang mempresentasikan karyanya (lihat daftar di bawah).
Walaupun dengan jumlah yang sama, sesi kali ini dilakukan secara paralel di 3 ruang presentasi dengan 4 topik tematik. Selama 10 menit, masing-masing perwakilan dari 15 studi kasus terpilih menampilkan karya mereka dalam konferensi “The 15th Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR 2023)”.
Simposium IDEAKSI ini menjadi side event yang mendahului pelaksanaan puncak Konferensi AIWEST-DR 2023 di Fakultas Psikologi UGM pada tanggal 11–13 Oktober 2023 dengan tema “Adaptive and Sustainable Resilience to Disaster”, di mana YEU menjadi mitra penyelenggara (co-host), bersama institusi akademik dan lembaga nirlaba lain, seperti the University of Sydney dan Cerdas Antisipasi Risiko Indonesia (CARI!).
Jika Demo Day IDEAKSI berfokus pada solusi-solusi berbasis masyarakat secara lokal di DIY, Simposium IDEAKSI menunjukkan bukti-bukti dan contoh nyata dari seluruh Indonesia tentang penerapan inovasi yang berbasis kepemimpinan masyarakat dan/atau kearifan lokal. Sebagaimana ditegaskan dalam sambutan-sambutan pembuka, Simposium IDEAKSi dan studi kasus ini membuktikan bahwa masyarakat memiliki peran kunci dalam memastikan penanggulangan bencana yang dilakukan berdasarkan praktik-praktik baik lokal.
Promosi Inovasi Kebencanaan dalam Pameran Demo Day
Keberadaan 7 booth pameran interaktif melengkapi semarak perhelatan Demo Day dan Simposium IDEAKSI tahun ini. Tema besar yang diusung pada semua stan berpusat pada inovasi, inklusi, dan penanggulangan bencana.
Para inovator IDEAKSI 1.0 mengambil peran sentral dalam satu stan besar yang menampilkan hasil inovasi mereka, seperti maket sistem irigasi kabut dari Kelompok Tani Ngudi Mulya, tanggap darurat yang inklusif di komunitas sekitar sungai dari PB Palma Gereja Kristen Jawa (GKJ) Ambarrukma, dan aplikasi kebencanaan yang aksesibel dari Difabel Siaga Bencana DIY. Di sini, produk-produk dari komunitas inovator IDEAKSI pun turut ditawarkan.
Di stan manajemen sampah, inovator IDEAKSI 1.0 dari Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) berbagi ruang dengan inovator IDEAKSI 2.0 dari Bank Sampah Gempita menampilkan solusi persampahan lokal di Kota Jogja. Mereka menampilkan pengelolaan sampah organik dengan budidaya maggot dan moda angkut sampah multifungsi (MAS Mul) untuk barang tidak terpakai yang bernilai jual di bank sampah.
Lewat stan AIWEST-DR, Universitas Gadjah Mada menampilkan para peserta dan paper terpilih dari Konferensi AIWEST-DR. Sementara itu, YEU mempromosikan lab inovasi inklusif dan cara pencarian ide inovasi lewat design thinking.
Mencoba Sendiri Aksesibilitas Digital dan Berempati di Stan Suarise
Pada kesempatan ini pula, Suarise.id turut meramaikan pameran interaktif Demo Day dan Simposium IDEAKSI melalui A11Y Empathy Lab-nya. Stan yang menarik minat banyak pengunjung dan peserta acara ini menawarkan pengalaman langsung merasakan aksesibilitas digital yang masih menjadi tantangan bagi difabel, seperti dalam mengakses situs-situs web atau aplikasi ponsel yang populer di masyarakat lewat #TantanganAksesibilitas.
Suarise.id turut pula menyajikan pengalaman berempati melihat keragaman disabilitas netra melalui kaca mata khusus. Tim Suarise.id juga mempromosikan praktik baik yang telah dilakukan dalam pengembangan gim konsol yang aksesibel, Last of Us: Part 2, sehingga difabel netra pun dapat bermain PlayStation®.
Rahma, Founder dan Accessibility Director Suarise menyampaikan bahwa dalam pop-up experience kali ini, “Kami fokus menyampaikan bahwa supaya difabel dapat mengakses informasi kebencanaan, platform, website, dan dokumen harus memenuhi standar aksesibilitas (WCAG).”
Kelima belas inovator IDEAKSI 2.0 yang menampilkan inovasinya dalam Demo Day adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan aman bencana yang inovatif
- Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS) Gunungkidul
- Teater Inklusi Yogyakarta
- Unit Wisata Kebon Tirtohargo (Bonhargo), Kretek, Bantul
2. Ketangguhan kelompok masyarakat dalam pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim di DIY
- Petani Milenial Purwosari, Gunungkidul
- Kalurahan Siaga Sehat Jiwa (Self-Help Group/SHG) Luhur Jiwo, Sidoluhur, Sleman
- Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Karya, Jurug, Gunungkidul
- Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Watugajah, Gunungkidul
3. Aksi antisipasi masyarakat dalam menghadapi ancaman hidrometeorologis
- Karang Taruna Prima Gadung, Semin, Gunungkidul
- Lumbung Pangan Artha Mandiri GKJ Kemadang, Gunungkidul
- Kelompok Swabantu (Self-Help Group/SHG) Unggul Jiwa, Temon, Kulon Progo
4. Produk inovasi dalam pengurangan risiko bencana (PRB)
- Forum PRB Murtigading, Bantul
- Bank Sampah Gempita
- Kelompok Tani Ngudi Makmur, Bolang, Gunungkidul
- Kampung Siaga Bencana (KSB) Merapi Rescue, Umbulharjo, Sleman
- Pita Merah Jogja
Studi-studi kasus terpilih yang dipresentasikan dalam Simposium IDEAKSI ini adalah sebagai berikut.
Tematik 1: Ketangguhan masyarakat yang inklusif dan pendidikan bencana
- Yonathan Denny Subrata Tarigan: Peran Tempat Ibadah Tangguh Bencana dalam Pengurangan Risiko Bencana yang Efektif dan Inklusif
- Munadira Muslim Djalil: Inclusive disaster risk reduction education for children with special educational needs and disabilities in Aceh, Indonesia / Pendidikan inklusif pengurangan risiko bencana untuk anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus dan disabilitas di Aceh, Indonesia
- Nurmansyah: Disaster Education Through Socialization To The Community As An Effort To Build A Disaster-Resistant Village / Pendidikan Bencana Melalui Sosialisasi Kepada Masyarakat Sebagai Upaya Membangun Desa Tahan Bencana
- Herlina Mustafa: Mitigasi Bencana Perubahan Iklim Melalui Model Pengembangan Sekolah Ramah Lingkungan di SMA 3 Annuqayah, Sumenep
- Zafira Amani: ECOPARTI: Inclusive & Integrative Organic Waste Management as A Social Intervention
Tematik 2: Perspektif lintas-dimensi: interseksionalitas mengenai usia, gender, dan disabilitas dalam PRB
- Riza Imaduddin Abdali: Building Women-Led Community-Based Protection at the Village Level in Improving Community Resilience in Post Disaster: A Case Study of Humanitarian Action and Resilience Program in 5 Districts / Membangun Perlindungan Berbasis Komunitas yang Dipimpin Perempuan di Tingkat Desa dalam Meningkatkan Ketahanan Masyarakat Pasca Bencana: Studi Kasus Program Aksi dan Ketahanan Kemanusiaan di 5 Kabupaten
- Andi Joko Prasetyo: Pengelolaan Sumber Air Yang Kolaboratif Dan Inklusif: Pendekatan Komunitas Dalam Pengurangan Risiko Bencana Oleh Forum Disabilitas Tangguh Bencana Kabupaten Gunungkidul
- Amin Nurohmah: Inclusive Websites Disaster Risk Reduction Forum as Media for Increasing Community Resilience and Disaster Education in Gunungkidul Regency, DIY / Mendobrak Hambatan: Mencapai Kesetaraan Gender dalam Akses Informasi Penanggulangan Bencana
- Rizanna Rosemary: Developing Green Economy by Disability Community in Preventing Climate Change Impacts in Banda Aceh / Mengembangkan Ekonomi Hijau oleh Komunitas Disabilitas dalam Mencegah Dampak Perubahan Iklim di Banda Aceh
Tematik 3: Perencanaan dan pelatihan evakuasi
- Arni Surwanti: Inovasi Mitigasi Bencana Inklusif Disabilitas Berbasis Masyarakat Pada Desa Rawan Bencana dan Sister Village
- Siti Azizah Susilawati: Developing an android application for the Disability-Friendly Disaster Evacuation System (SIVABEL) based on local wisdom on Paseduluran Klaten Village / Mengembangkan aplikasi android Sistem Evakuasi Bencana Ramah Disabilitas (SIVABEL) berbasis kearifan lokal di Desa Paseduluran Klaten
Tematik 4: Kearifan lokal untuk pengurangan risiko bencana
- Toni Ariwijaya: Memories of a Papuq Project: Developing Content Knowledge on Indigenous Disaster Risk Reduction in the Southern Coastal Areas of Lombok Island / Kenangan Proyek Papuq: Mengembangkan Pengetahuan Konten tentang Pengurangan Risiko Bencana Masyarakat Adat di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Lombok
- Nanda Husni: Sustainable Livelihood Recovery for Earthquake-Tsunami Affected Communities in Loli Tasiburi and Loli Dondo, Donggala - Central Sulawesi / Pemulihan Mata Pencaharian Berkelanjutan Bagi Masyarakat Terdampak Gempa Bumi-Tsunami di Loli Tasiburi dan Loli Dondo, Donggala - Sulawesi Tengah
- Jamee Newland: Climate crisis, climate-related disaster, and sexual, reproductive and maternal health: a participatory arts-based project in Yogyakarta, Indonesia / Krisis iklim, bencana terkait iklim, dan kesehatan seksual, reproduksi dan ibu: sebuah proyek partisipatif berbasis seni di Yogyakarta, Indonesia
- Diki Wahyudi: Local Leadership And Community’s Involvement In Addressing The Covid-19 Pandemic Through Covid-19 Handling Policies Based On Urban Environments In Mataram City / Kepemimpinan Lokal Dan Keterlibatan Masyarakat Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 Melalui Kebijakan Penanganan Covid-19 Berbasis Lingkungan Perkotaan Di Kota Mataram
Ditulis oleh: Lorenzo Fellycyano
Media Sosial
@yakkumemergency
yakkumemergency
@YEUjogja