Awal Baru untuk Inisiatif-inisiatif Berbasis Kepemimpinan Masyarakat

IDEAKSI—akronim dari Ide, Inovasi, Aksi, dan Inklusi—telah menyelesaikan putaran pertama pendampingan inovasi-inovasi lokal untuk penanggulangan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Program ini dimulai pada tahun 2021 oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU), sebagai bagian dari Kemitraan untuk Inovasi yang Berbasis Kepemimpinan Masyarakat (proyek CLIP). Dalam kemitraan di tingkat global, program-program yang serupa dengan IDEAKSI juga diinisiasi secara serentak di negara-negara lain, seperti Filipina dan Guatemala.

Dalam kurun waktu 20 bulan, IDEAKSI telah mendukung 9 inisiatif terkait respons kemanusiaan dan kesiapsiagaan bencana yang dijalankan oleh para inovator terpilih. Inovator-inovator tersebut, seperti Sekoci yang mengembangkan ide tentang orientasi keluarga angkat darurat, menerima hibah pendanaan pada September 2021.

Selama fase pengembangan, para inovator IDEAKSI berusaha mempersiapkan masyarakat mereka lebih baik untuk menghadapi ragam ancaman bencana. Inovasi yang dimunculkan tersebut, termasuk inovasi yang berupa produk dan inovasi berupa proses, telah dimanfaatkan oleh masyarakat di 18 area, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Sebagai contoh, Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Gunungkidul (FPRB GK), berhasil meningkatkan aksesibilitas fasilitas publik dengan menggunakan platform digital. Melalui sarana tersebut, masukan-masukan dari warga masyarakat di Kabupaten Gunungkidul terwujud dalam bermacam perbaikan fasilitas. Di salah satu puskesmas, jalur landai (ramp) dibangun untuk pertama kalinya untuk mengakomodasi pergerakan penyandang disabilitas atau orang yang menggunakan alat bantu. Berdasarkan saran-saran lainnya di platform tersebut, pemerintah memperbaiki beberapa jalan akses untuk mendukung keselamatan dan efisiensi dalam proses evakuasi.

 

pertemuan reflektif antarinovator

Pembelajaran sebaya di antara 9 inovator untuk bertukar praktik baik di IDEAKSI

 

Memperluas dampak-dampak positif

Di fase pertumbuhan, 4 dari 9 inovator IDEAKSI mendapatkan hibah tambahan untuk mengembangkan atau meningkatkan inovasi mereka. Dari keempat innovator yang terpilih, CIQAL, DIFAGANA DIY, PB Palma, dan Kelompok Tani Ngudi Mulya, masing-masing menyempurnakan pendekatan inovatif mereka agar lebih bermanfaat lagi untuk masyarakat.

Yayasan CIQAL, misalnya, pada awal IDEAKSI menerapkan inovasinya di Kalurahan Kepuharjo, sebuah desa yang terletak kurang dari 5 kilometer dari puncak Merapi yang tergolong gunung berapi yang sangat aktif. Untuk meningkatkan (scale up) inovasi CIQAL di fase pertumbuhan, Kepuharjo memilih Wukirsari sebagai desa saudara (sister village). Hal ini untuk mempersiapkan masyarakat ketika sewaktu-waktu diperlukan evakuasi saat erupsi Merapi, khususnya evakuasi penyandang disabilitas di Kepuharjo. Dengan demikian, Wukirsari siap menerima warga Kepuharjo jika Kepuharjo dinyatakan sebagai kawasan rawan bencana yang berbahaya untuk ditinggali warga saat erupsi terjadi dan setelahnya.

Dari fase pertumbuhan ini, ada pula beberapa hasil tak terduga. Salah satunya, DIFAGANA DIY menerima penghargaan di tingkat nasional dan internasional terkait DIFGANDES, inovasi IDEAKSI berupa aplikasi ponsel yang aksesibel untuk kesiapsiagaan bencana.

Inovator lainnya yang masuk di fase pertumbuhan, Ngudi Mulya, berhasil meningkatkan minat anak muda untuk berkarya di bidang pertanian. Ngudi Mulya merespons hal ini dengan membuat suatu laboratorium pertanian yang sebenarnya bukan bagian dari inovasi yang diajukan di awal. Para pemuda kini dapat mendalami ketertarikan bertani mereka dengan menanam hingga memanen dari satu lahan khusus.

 

lokakarya penyegaran untuk staf YEU

Lokakarya proses pencarian ide inovasi untuk staf YEU (Mei 2023)

 

Menantikan 15 inovator baru

Pada bulan Maret 2023, putaran pertama IDEAKSI telah terselesaikan. Banyak pertanyaan muncul terkait kelanjutan YEU dalam mendukung inisiatif-inisiatif masyarakat di berbagai wilayah.

Kabar baiknya, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris Raya (UK FCDO) berkomitmen melanjutkan dukungan pendanaan untuk program-program CLIP, termasuk IDEAKSI. Para mitra CLIP global yang mendukung YEU dalam pendanaan ini, yaitu Elrha, Start Network, dan Asia Disaster Reduction and Response Network (ADRRN), juga sangat senang melihat IDEAKSI membawa lebih banyak inisiatif yang berbasis kepemimpinan masyarakat.

Pada bulan Mei 2023, YEU mengawali putaran kedua IDEAKSI dengan sejumlah lokakarya untuk menyegarkan pemahaman tim pelaksana terkait proses-proses pencarian ide inovasi. Lokakarya tersebut memperkuat kapasitas tim untuk mengadakan rangkaian 7 sosialisasi (roadshow) di 5 kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta selama 2 pekan di bulan Mei dan Juni 2023.

 

sosialisasi pengajuan proposal ideaksi

Sosialisasi pengajuan proposal IDEAKSI (Mei-Juni 2023)

 

Dengan pendekatan yang berbeda, YEU mengunjungi kelompok-kelompok masyarakat secara tatap muka melalui sosialisasi tersebut. Dengan berakhirnya pandemi Covid-19, YEU kini dapat mempromosikan pengajuan proposal (concept note) IDEAKSI langsung pada warga masyarakat di berbagai wilayah demi memperkaya percakapan yang terbangun.

Sebelumnya, pada sosialisasi di 2021, YEU bertemu dan mempromosikan putaran pertama IDEAKSI hampir seluruhnya secara daring (online). Hal ini menjadi hambatan bagi sebagian orang, khususnya mereka yang tinggal di pedesaan dengan akses internet dan perangkat yang terbatas.

Selain memperkenalkan Proyek CLIP dan terkait Program IDEAKSI, tim dari YEU memfasilitasi para kelompok masyarakat yang hadir untuk mengidentifikasi ancaman bencana di sekitarnya. Lebih lanjut, mereka juga mempraktikkan cara menggunakan design thinking (proses pencarian ide inovasi) untuk memunculkan gagasan-gagasan dan memilih inovasi yang ingin diajukan dalam IDEAKSI.

 

latihan proses pencarian ide saat sosialisasi

Beragam kelompok masyarakat berlatih melakukan proses pencarian ide inovasi saat sosialisasi (Juni 2023)

 

YEU telah menerima 50 proposal hingga akhir Juni 2023. Setelah proses seleksi selesai dilakukan, diharapkan ada 15 ide-ide inovasi terbaik berbasis kepemimpinan masyarakat. Proses seleksi dirancang menjadi kerja bersama antara YEU dan panel para ahli, termasuk para penilai teknis (technical reviewer) dan penilai dari masyarakat (community reviewer).

Untuk putaran kedua proyek ini, YEU sebagai Hub Inovasi di Indonesia juga bermitra dengan Church World Service (CWS) Indonesia untuk mendukung lebih banyak inovasi lagi di wilayah-wilayah baru: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Jakarta. Bekerja sama dengan CWS Indonesia, dukungan inovasi ini diharapkan semakin luas, dari 15 menjadi 21 kelompok masyarakat.

Melalui pendekatan yang terus disempurnakan untuk putaran kedua IDEAKSI, YEU berharap dapat mendukung lebih banyak ide-ide inovatif yang datang dari masyarakat langsung. Sebagaimana terbukti dengan praktik-praktik baik di putaran pertama, inovasi yang diusulkan dan dilakukan langsung oleh mereka yang membutuhkannya memiliki potensi keberlanjutan yang lebih besar.

Dengan pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat, YEU percaya merekalah yang tahu solusi terbaik dan yang paling tepat untuk masalah-masalah yang mereka alami terkait kebencanaan. Oleh karena itu, YEU terus mendorong kepemimpinan masyarakat di program inovasinya: IDEAKSI.

 
Ditulis oleh: Lorenzo Fellycyano