Membangun Kembali Lebih Baik di Fase Pemulihan Bencana di Kecamatan Cugenang

Gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022 berkekuatan 5,6 SR dan menimbulkan kerusakan sebanyak 67.504 perumahan umum, lebih dari 1.000 fasilitas umum, dan bahkan merenggut 327 nyawa (Sumber: BNPB). Kabupaten Cianjur kini telah memasuki tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) berdasarkan SK nomor 360/2100/BPBD/2022 yang dikeluarkan Bupati Cianjur pada 21 Desember 2022. Dari 12 kecamatan yang terdampak gempa, salah satunya adalah Kecamatan Cugenang.

Menanggapi situasi pascabencana, YEU dengan dukungan dari Center For Disaster Philanthropy (CDP) melaksanakan tanggap kemanusiaan dengan tujuan “Membangun Kembali Lebih Baik” dalam fase pemulihan bencana di 3 (tiga) desa Kecamatan Cugenang, yaitu desa Galudra, Cibeureum dan Padaluyu. Ketiga desa ini terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Jawa Barat yang terdampak cukup parah akibat gempa ini.

Gambar 2: Kebun Sayur di Desa Galudra

Jumlah penduduk ketiga desa tersebut adalah 25.054 orang dan ada sekitar 12.960 orang yang terdampak gempa bumi. Sebagian besar masyarakat di ketiga desa ini berprofesi sebagai petani sayur, petani tanaman hias, dan petani bunga. Gempa bumi menyebabkan berbagai kerusakan fasilitas umum seperti air atau irigasi, jalan, rumah, gedung, kantor, fasilitas sekolah, tempat ibadah, dan pondok pesantren. Dampak tidak langsung bencana terhadap mata pencaharian penduduk adalah berhentinya aktivitas bekerja di ladang yang menyebabkan kerusakan lahan hingga gagal panen. Selain itu, terdapat kerusakan parah pada akses jalan yang mengakibatkan gangguan pada distribusi tanaman dan bunga.

Sebagian keluarga terdampak yang mengalami kerusakan rumah terpaksa tinggal di tenda yang dipasang di pekarangan masing-masing, sambil menunggu program pembangunan rumah dari pemerintah. Memasuki masa transisi ini, Pemerintah Desa Galudra mengajak semua elemen seperti pemerintah desa, relawan, donatur, dan LSM untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam proses pemulihan ini.

“Membangun Kembali Lebih Baik” di Fase Pemulihan Bencana

Pelaksanaan respons tanggap kemanusiaan ini dilaksanakan mulai Maret 2023 hingga Desember 2023. Ada tiga sektor utama yang dilaksanakan, yaitu pengurangan risiko bencana, kesehatan reproduksi, dan peningkatan aksesibilitas fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan/AMPL) untuk kelompok berisiko. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di masyarakat melibatkan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah desa, dan masyarakat dalam penyusunan dokumen penilaian risiko bencana, dokumen rencana kontinjensi, pembentukan gugus tugas bencana desa, dan pemasangan rambu evakuasi. Selain itu, akan diadakan pelatihan manajemen barak dan logistik, serta pelatihan pertolongan pertama dalam keadaan darurat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya Satgas Bencana Desa atau Relawan Tangguh Bencana (RETANA) di masing-masing desa.

Di bidang kesehatan, berdasarkan temuan pembelajaran pascabencana menunjukkan bahwa perempuan rentan terhadap HIV, mengalami kekerasan seksual, masalah dan penyakit yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi karena kurangnya perlindungan, masalah AMPL, dan tidak tersedianya layanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu, kegiatan di bidang kesehatan akan melibatkan kader kesehatan di setiap desa terkait penyuluhan kesehatan reproduksi dan penjaringan kesehatan reproduksi bagi perempuan dan remaja putri melalui Posyandu (pelayanan kesehatan berbasis masyarakat). 


Gambar 3: Kunjungan YEU di Desa Galudra didampingi Kepala Desa Galudra

Sektor ketiga adalah peningkatan aksesibilitas terhadap fasilitas AMPL, terutama untuk kelompok berisiko. Dalam hal kebersihan lingkungan, YEU bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait pengelolaan sampah di masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kegiatan mula-mula dari program ini adalah sesi informasi menjelaskan tentang YEU sebagai organisasi kemanusiaan dan program-programnya di desa Galudra, Padaluyu dan Cibeureum. Sesi ini dihadiri oleh perwakilan masyarakat seperti kepala desa, relawan tangguh bencana, tokoh agama, kader kesehatan, dan beberapa anggota masyarakat di tiga desa tersebut.


Gambar 4: Sesi informasi program dan pengenalan organisasi di Majelis Ta’lim (pertemuan umat Islam) di Desa Galudra

Pelaksanaan tanggap kemanusiaan ini menerima tanggapan positif dari perwakilan masyarakat dan pemerintah daerah di ketiga desa tersebut. Bapak Sugandi, Kepala Desa Galudra, menyampaikan kepada tim YEU bahwa inisiatif ini akan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana. Ia berharap kerjasama antara YEU dan pemerintah daerah dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik. 

Ibu Neng Suliwati, Kepala Desa Padaluyu, berharap kehadiran YEU dapat mengarahkan masyarakat Desa Padaluyu untuk memahami pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan. Ia juga berharap YEU bisa mengecek kesehatan para penyintas di Desa Padaluyu. Bapak Asep Nahdoh, Kepala Desa Cibeureum, memberikan dorongan kepada warga Desa Cibeureum untuk mendukung program YEU, karena program yang akan dilaksanakan akan turut mendukung kebutuhan dan pembangunan desanya. 

YEU berharap inisiatif ini berdampak baik bagi masyarakat dampingan, khususnya di tiga sektor yang akan dilaksanakan, sehingga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam kesiapsiagaan, ketangguhan dan mempercepat proses pemulihan. Kemudian, dalam hal pelayanan berbasis kesehatan masyarakat, diharapkan dapat meningkat fungsi fasilitas AMPL dan pengelolaan sampah di daerah tersebut.

Foto Sampul: Sosialisasi program dan lembaga di Desa Cibeureum