Analisis dan Interpretasi Data untuk Inovasi Berkelanjutan

Sir Francis Bacon terkenal dengan pernyataan bahwa “Pengetahuan adalah Kekuasaan.” Pembuat kebijakan yang dilengkapi informasi memadai akan mampu menawarkan solusi-solusi yang efektif mengatasi permasalahan sosial. Masyarakat dapat pula menjawab tantangan di lingkungan mereka dengan adanya akses ke data yang tepat.

Data dipahami sebagai suatu kumpulan informasi faktual. Di zaman ini, kita memiliki akses ke data yang tak terkira jumlahnya. Setiap tim inovator dari program IDEAKSI oleh YAKKUM Emergency Unit (YEU) juga mempunyai sekumpulan data masing-masing.

CIQAL telah melakukan pengumpulan data secara luas mengenai difabel yang seringkali disembunyikan dari ruang publik. Kelompok Tani Ngudi Mulya menghimpun data kepemilikan lahan dari para petani anggotanya, sementara DIFAGANA DIY ingin mempelajari kebutuhan difabel yang mereka dukung. PB Palma juga menaruh perhatian pada banjir sewaktu-waktu yang berdampak pada masyarakat yang dilayaninya.

Seluruh tim inovator tersebut mengumpulkan data menggunakan beragam metode yang tersedia, tapi paling umum dengan menggunakan survei dan wawancara. Namun demikian, pengumpulan data saja tidak akan membawa perubahan apapun. Data mentah yang terkumpul belum siap disajikan pada pemangku kepentingan, tidak pula data tersebut dapat berdampak apapun. Agar bisa bernilai manfaat, data tersebut perlu diproses. Pemerintah daerah, contohnya, bisa dengan mudah mengabaikan tabel numerik, tapi menampilkan data ini dalam grafik batang atau lingkaran bisa membuat perbedaan signifikan.

Secara khusus dalam riset kualitatif, kita menyeleksi data mentah yang tersedia agar terpilih hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian melalui proses bernama coding. Coding adalah proses pemberian label ke sekelompok informasi. Kelompok-kelompok informasi ini mungkin saja merujuk pada suatu informasi penting dalam hanya satu kata yang diucapkan oleh narasumber, tapi mungkin pula terkandung dalam satu paragraf utuh.

Dalam suatu wawancara, kita mungkin tidak mendapatkan kata kunci dalam pernyataan narasumber, namun tersirat dalam pernyataannya. Seorang lansia bisa saja tidak menjawab dengan jelas pertanyaan terkait kondisi kesehatannya. Lansia tersebut mungkin saja merespons dengan bercerita tentang masalah kesehatan yang baru-baru ini ia alami. Terkadang, pemberian label mengenai kondisi kesehatannya (sehat/tidak) bisa jadi sangat subjektif. Oleh karena itu, diskusi dengan sesama anggota tim penting dilakukan untuk konsistensi proses coding.

Coding hanyalah satu langkah dalam analisis data kualitatif. Sementara itu, terdapat beragam alat statistik yang dapat kita gunakan untuk melihat pola-pola dalam data kuantitatif. Statistik deskriptif, analisis korelasi, dan uji beda adalah beberapa di antara alat-alat (tools) yang tersedia.

Setelah menyelesaikan proses analisis, yaitu pemrosesan data untuk mencari informasi yang berguna dalam memahami suatu masalah atau membuat suatu keputusan, kita menginterpretasikan informasi yang didapat untuk pembelajaran. Melalui interpretasi data, kita akan menemukan makna dan implikasinya. Dengan kata lain, dalam proses interpretasi data, kita mengambil kesimpulan-kesimpulan dari informasi yang ditemukan saat analisis data.

Dalam menginterpretasikan data, biasanya terdapat proses membandingkan temuan-temuan dengan kondisi ideal atau konteks penelitian. Proses ini dapat membawa pada perubahan kebijakan jika hasil interpretasi dikomunikasikan pada pemangku kepentingan. Dalam kasus IDEAKSI YEU, interpretasi data dapat juga memberi gambaran pada para innovator tentang keberlanjutan dari inovasi mereka. Produk-produk komunikasi data dalam bentuk laporan, strategi advokasi, proposal, dan kampanye media sosial hanyalah beberapa di antara sekian banyak cara menyampaikan hasil temuan yang pada akhirnya bisa menguntungkan masyarakat.

Para tim inovator IDEAKSI telah mengumpulkan data yang berarti dan siap menggunakan kumpulan sumber pengetahuan ini untuk dianalisis dan diinterpretasikan. Yayasan CIQAL telah mengumpulkan data yang komprehensif mengenai difabel di suatu desa di Yogyakarta. Dar data yang terhimpun, desa tersebut kini menyadari ada 11 kali lebih banyak difabel di desa tersebut daripada yang sebelumnya diketahui.

Di Ngudi Mulya, tim inovator bekerja dengan para petani untuk mengumpulkan data terkait kualitas lahan yang mereka miliki. PB Palma, suatu organ respons bencana dan pelayanan masyarakat yang berbasis iman (faith-based), telah melakukan serangkaian survei kuantitatif untuk mengumpulkan data kelompok-kelompok berisiko di masyarakat yang terdampak banjir sungai. DIFAGANA DIY pun telah melakukan pengumpulan data terkait kelompok berisiko, utamanya lansia.

lokakarya orientasi

Lokakarya Orientasi di Bulan Januari (21/1)

Dalam kurun dua bulan yang dimulai sejak Januari 2023, para inovator akan menyelami analisis dan interpretasi data. Dr. Pradytia Pertiwi, seorang dosen yang sebelumnya terlibat dalam evaluasi perkembangan inovasi-inovasi IDEAKSI, dipercaya memandu proses ini sebagai pendamping/mentor.

Perjalanan mentoring data telah dimulai pada 21 Januari 2023. Lokakarya orientasi diadakan saat itu untuk memulai perjalanan ini dan memberikan para inovator gambaran terkait cara analisis dan interpretasi untuk data yang telah diperoleh masing-masing tim inovator IDEAKSI.

Dalam tim-tim mereka masing-masing, para innovator bertujuan meraih dampak kolektif melalui komunikasi data. Dengan produk-produk data yang akan mereka miliki, penyajian fakta-fakta pada pemangku kepentingan seperti badan-badan pemerintah dan donor potensial akan lebih berdampak. Keempat inovator IDEAKSI dalam fase pertumbuhan (scale-up) mengusahakan proyek yang mereka kerjakan saat ini agar berkelanjutan.